Indonesia adalah negara kepulauan terbesar yang punya ribuan keindahan alam dan budaya dari sabang sampai merauke. Kekayaan budaya dan keberagaman membuat masyarakat Indonesia punya ciri khas tersendiri dari setiap daerahnya. Termasuk dalam cara berpakaian, baik di keseharian maupun acara-acara upacara adat. Salah satunya adalah dalam menggunakan pakaian dasar.
Di pulau Jawa misalnya, pakaian yang cukup populer adalah batik. Masyarakat Jawa menganggap batik sebagai pakaian yang bisa digunakan untuk sehari-hari atau upacara adat. Tak hanya di Jawa, Nusa Tenggara Timur yang memiliki kain tenun yang menjadi ciri khasnya.
Selain memiliki keindahan alam yang terbentang luas, Nusa Tenggara Timur juga memiliki keberagaman budaya yang ada di dalam kain tenun.
Kain tenun menjadi kekayaan turun temurun bagi masyarakat NTT yang terus dilestarikan karena telah ada sejak abad ke-3 Masehi ketika hadirnya kerajaan NTT. Kain tenun dipercaya oleh masyarakat NTT terhadap nenek moyang yang berasal dari ras Astromelanesoid, Mongoloid, Negroid, dan Eropoid yang sudah mendiami pulau tersebut sejak 3.500 tahun yang lalu.
Bagi masyarakat Nusa Tenggara Timur sendiri, memiliki keahlian menenun jadi salah satu tanda bahwa seorang perempuan telah siap untuk menikah. Jadi, kamu akan menemui banyak perempuan NTT yang punya keterampilan menenun.
Kain tenun di NTT memiliki banyak fungsi seperti untuk busana, mahar, penunjuk status sosial, alat transaksi, bentuk penghargaan pada tamu, serta penghormatan pada acara kematian. Yuk cari tahu selengkapnya!
Fungsi Kain tenun
Kain tenun yang digunakan untuk acara adat punya banyak fungsi penggunaan di masyarakat, walaipun tiap daerah ada penggunaan khusus di tiap suku, namun secara umum kain tenun berfungsi sebagai berikut:
- Busana sehari-hari untuk menutupi badan.
- Berfungsi untuk busana dalam tari dan upacara adat.
- Digunakan untuk mahar perkawinan.
- Pemberian dalam acara kematian dan sebagai wujud penghargaan terhadap keluarga yang sedang berduka .
- Penunjuk status sosial.
- Alat untuk membayar hukuman jika terjadi ketidakseimbangan yang telah disepakati.
- Kain tenun digunakan sebagai alat barter/transaksi.
- Bentuk cerita lokal yang tergambar di motif-motif nya.
- Menjadi bentuk penghargaan bagi tamu yang datang berkunjung.
Fakta Kain Tenun NTT
Sebagai kain tradisional, tenun memiliki beberapa fakta menarik dari kain tenun NTT
Menggunakan Pewarna Alami
Kain tenun NTT berbeda dengan kain modern. Jika kain modern menggunakan pewarna sintetis, kain tenun memakai pewarna dari alam dalam proses pembuatannya. Sebagai contoh, jika kain tenun menggunakan warna merah, maka warna tersebut berasal dari akar mengkudu. Warna biru yang terbuat dari daun tarum.
Pada proses pewaraan kain tenun, berbagai warna alami bisa dipakukan untuk menghasilkan berbagai warna lainnya dengan tingkat kecerahan yang berbeda.
Memiliki Proses Pengerjaan yang Rumit
Kain tenun NTT memiliki banyak proses yang dilalui saat pembuatannya. Mulai dari membuat motif, memintal benang, menenun, hingga mewarnainya. Sehelai kain tenun yang dihasilkan setidaknya diperlukan kurang lebih 42 langkah pengerjaan.
Selain itu, kain tenun NTT juga menggunakan pewarna alami yang membuat proses pengerjaannya dapat memakan waktu hingga berbulan-bulan. Akan tetapi, ada juga yang menggunakan pewarna campuran dair bahan kimia dan alami yang membutuhkan waktu pengerjaan sekitar 6 bulan sampai semua prosesnya selesai.
Motif yang Memiliki Makna Tertentu
Motif kain tenun NTT biasanya mempunyai makna tertentu. Motif-motif yang kamu lihat jika berkunjung ke NTT punya kaitan yang erat antara kehidupan manusia dan sekitarnya seperti alam, binatang, tumbuhan, maupunsu benda-benda lainnya.
Sebagai contoh, corak kuda yang ada di kain tenun Sumba, memiliki makna dalam melambangkan keagungan dan kebesaran semesta. Ada juga motif rusa yang punya makna dalam melambangkan kebijaksanaan seorang pemimpin.
Memiliki Harga yang Cukup Premium
Tenun bagi masyarakat Nusa Tenggara Timur adalah sebuah harta yang berharga bagi keluarga dengan nilai yang cukup tinggi. Hal ini dikarenakan proses pembuatannya yang punya tingkat kesulitan tinggi dan model motif tenun yang beragam.
Karena proses pembuatan dan motif yang beragam inilah yang membuat tenun dihargai cukup mahal mulai dari jutaan bahkan hingga ratusan rupiah.
Jenis dan Motif Tenun NTT
Tenun Ikat
Sama seperti namanya, tenun ikat punya proses pembentukan motif dengan cara pengikatan benang. Di NTT sendiri, tenun ikat dibuat dari benang lungsi yang diikat untuk menghasilkan motif yang unik.
Dalam pembuatannya, benang lungsu akan digabungkan secara memanjang dan melintang.
Tenun Buna
Jenis tenun lainnya adalah tenun buna. Tenun ini adalah jenis tenun dalam membuat corak atau motif yang menggunakan benang yang sudah diwarnai terlebih dahulu sebelum menjadi kain.
Tenun buna akan menghasilkan berbagai motif dengan warna yang menarik mata saat melihatnya.
Tenun Lotis
Tenun lotis adalah tenun yang sering disebut juga kain songket. Proses pembuatannya juga mirip dengan tenun buna. Namun, tenun lotis memiliki warna identik seperti warna gelap hitam, cokelat, biru tua, dan merah hati.
Perajin yang membuat tenun lotis biasanya akan menggunakan pewarna alami seperti tauk, mengkudu, kunyit, dan tanaman lainnya. Meskipun saat ini ada juga perajin yang mulai beralih menggunakan zat warna kimia karena dapat mempercepat prosesnya.
Contoh Tenun Khas NTT
Tenun Khas Sumba
Tenun Ikat Flores
Tenun Kupang
Tenun Songke Manggarai
Jika kamu berkunjung ke Nusa Tenggara Timur, maka jangan lupa untuk membawa cinderamata kain tenun khas NTT yang sangat unik dan khas, ya!