Daftar Baju Adat di NTT dari Berbagai Suku

6 Aug 24

Nusa Tenggara Timur adalah sebuah pulau yang ada di Indonesia Timur yang menyimpan kekayaan budaya luar biasa serta keindahan alam yang sangat cantik mempesona. Salah satu kekayaan budaya yang luar biasa yang dimiliki oleh NTT adalah pakaian adatnya yang unik dan penuh makna.

Letak geografis Nusa Tenggara Timur sendiri terletak di sebelah tenggara Indonesia yang berbatasan Laut Flores di sebelah Utara, Samudera Hindia di sebelah Selatan, Timor Leste di sebelah timur dan Provinsi Nusa Tenggara Barat di sebelah Barat membuat NTT dikelilingi lautan yang luas. Daratannya sendiri yaitu berbatasan langsung dengan Timor Leste. Selain letak geografis, suku-suku yang mendiami NTT juga beragam, sama seperti keanekaragaman budayanya, termasuk baju adat NTT.

Gambar: Pinterest

Yuk, cari tahu tentang baju adat NTT, mulai dari sejarahnya, ciri khas masing-masing suku, hingga makna di balik setiap detailnya.

Sejarah Baju Adat NTT

Nusa Tenggara Timur hingga saat ini memiliki kurang lebih 1200 pulau, yang terbagi atas 3 pulau utama yaitu Pulau Flores, Pulau Sumba dan Pulau Timor (bagian barat). Banyaknya pulau ini membuat NTT memiliki banyak suku seperti suku Sumba, suku Rote, suku Manggarai, suku Lio, suku Dawan, suku Helong, dan suku Sabu.

Suku-suku yang ada di NTT ini memiliki ciri khas pakaian adat masing-masing yang juga terdapat pengaruh dari kepercayaan dan tradisi yang dibawa sejak zaman leluhur. Simbol-simbol yang terkandung dalam pakaian adat, seperti warna, motif, dan aksesori memiliki makna yang sangat filosofis bagi setiap suku.

Apa Saja Pakaian Adat NTT?

1. Baju Adat Suku Sumba

Suku Sumba jadi salah satu suku utama yang ada di NTT. Secara administrasi, suku Sumba tinggal di pulau Sumba yang terbagi atas 4 kabupaten yaitu Kabupaten Sumba Barat, Kabupaten Sumba Barat Daya, Kabupaten Sumba Tengah, dan Kabupaten Sumba Timur.

Suku Sumba memiliki pakaian adat yang khas untuk laki-laki dan perempuan. Untuk baju adat laki-laki terdiri dari dua lembar hinggi, hinggi kombu dan hinggi kawuru. keduanya menutupi badan dan dibuat dengan teknik tenun ikat dan pahikung. Hinggi ombu sendiri dipakai di pinggul dan diikat dengan ikat pinggang kulit yang lebar, sedangkan hinggi kawuru digunakan sebagai pelengkap.

Tak hanya hinggi, lelaki suku Sumba juga menggunakan ikat kepala yang disebut Tiara patang, bisa ditempatkan di berbagai posisi untuk menyampaikan beragam makna. Mereka juga menggunakan kabilaa yang dipakai di pergelangan tangan kiri dengan kanatar dan mutisalak. Kabilaa adalah lambang kejantanan dan mutisalak adalah lambang kemampuan ekonomi dan status sosial.

Sedangkan untuk wanita, menggunakan beberapa jenis kain yang diberi nama sesuai dengan teknik pembuatannya. Ada pun jenis nama kainnya adalah lau kawuru, lau pahudu, lau mutikau, dan lau pahudu kiku. Kain ini digunakan seperti sarung setinggi dada, dengan bahu tertutup taba huku dengan warna yang sama.

Sebagai aksesoris, para wanita Sumba menggunakan tiara berwarna polos yang diikatkan di kepala, dilengkapi tiduhai atau hai kara ditambah dengan perhiasan logam seperti maraga di dahi. Perhiasan mamuli berupa kalung emas dikalungkan di leher dan digantung hingga ke dada.

Gambar: Brilio

2. Baju Adat Suku Sabu

Suku Sabu adalah salah satu suku yang berasal dari Nusa Tengga Timur yang pulau Sawu dan pulau Raijua. Mereka juga memiliki baju adat khas yang juga diberi nama baju adat Sabu yang dibedakan antara baju adat untuk laki-laki dan perempuan.

Untuk para pria menggunakan kemeja putih lengan panjang dan sarung katun di bagian bawah dengan menggunakan selendang yang disampirkan di bahu. Ada aksesoris tambahan seperti ikat kepala dari emas yang berupa mahkota bertiang tiga, kalung yang terbuat dari kulit kayu muti, perhiasan di leher, gelang emas dan ikat pinggang khusus.

Sedangkan untuk busana wanita di suku ini lebih sederhana. Mereka hanya mengenakan kebaya yang terdiri dari dua balutan kain tenun berupa sarung dengan ikat pindang disebut pending.

Gambar: Mengenali Indonesia

3. Baju Adat Suku Rote

Sebagai salah satu etnis utama di NTT, suku Rote memang pada umumnta tinggal di pualu Rote yang berada di paling ujung selatan Indonesia. Meksipun begitu, populasi suku Rote tersebar di pulau-pulau lain di NTT seperti Pulau Timor, Pulau Ndao, dan Pulau Pamana.

Baju adat suku Rote dikenal dengan tenun ikat yang terbuat dari kain tenun khas Rote dan sering dipasangkan dengan kemeja putih panjang beserta sarung tenun ikan berwarna gelap. Tak hanya itu, baju adat Rote juga menggunakan selendang kain yang memiliki pola sama dnegan kain bawahan yang dipakai untuk menutup dada.

Tak hanya itu, para pria juga memakai aksesoris seperti topi yang terbuat dari daun lontar kering bernama ti’i langga yang menyerupai topi sombero dari Meksiko, menjadi simbol kewibawaan oleh kaum pria suku Rote.

Untuk para wanita suku Rote, aksesoris yang dipakai adalah bulo malik, berbentuk seperti bulan sabit yang dipakai di kepala dan mengenakan sebuah kalung yang bernama habas.

Gambar: Bobobox

4. Baju Adat Suku Manggarai

Suku utama lainnya di NTT yang memiliki pakaian adat yang khas adalah suku Manggarai. Di mana mereka adalah orang-orang yang biasanya mendiami bagian barat pulau Flores Nusa Tenggara Timur.

Pakaian adat suku Manggarai pria sendiri menggunakan kemeja lengan panjang ditambah selendang motif songket dan dipadukan sarung dari kain songket. Mereka juga memiliki aksesoris di kepala yang disebut dengan sapu.

Sedangkan untuk para wanita suku Manggarai menggunakan kebaya dengan kain songket yang cara pemakaiannya mirip dengan sarung dan tidak boleh dilakukan secara sembarang. Ada bagian khusus yang memang harus menghadap ke depan dan tidsak boleh salah arah.

Warna hitam mendominasi kain songket yang digunakan pada baju adat suku Manggarai, karena melambangkan keagungan dan kebesaran suku Manggarai. Untuk aksesoris kepala, mereka menggunakan balibeli dan selendang kain.

Gambar: Pariwisata Indonesia
SHARE TO
Suka nulis apa aja, apalagi artikel tentang liburan. Soalnya Indonesia itu cantik banget.
Subscribe to Our Newsletter
Subscribe to our Newsletter
Subscribe Form
crossmenuchevron-down